Selasa, 08 Mei 2012

“Potret muram persimpangan jalan”


Sungguh persimpangan jalan yang tak kunjung sepi
dipenuhi oleh sesak kendaraan yang melintas menyusuri
trotoar jalan . . .
Sembari menghirup asap rokok yang perlahan
mulai menggrogoti paru-paru, aku mencoba
menggoreskan pena tentang hingar bingar kotaku
dari pinggir jalan . . .
tempat dimana anak-anak langit berjuang
menapaki kerasnya kehidupan . . .
mengharapkan belas kasihan dari pengguna jalan . . .

wajah kotaku mulai gersang . . .
senada dengan ibu-ibu yang menggendong anak kecil
yang hampir mati kelaparan . . .
senyum mereka seolah menggambarkan
bahwa kesejahteraan telah terlalu lama
meininggalkan kota ini . . .

terik matahari telah membakar tubuh dekil
yang hanya tinggal kulit pembalut tulang . . .
pancaran matamu suram tak bercahaya . . .
aku melihat indonesia di wajahmu kawan . . .
kau adalah orang indonesia yang benar-benar indonesia . . .
bukan mereka yang berlalu lalang dengan sedan mengkilap . . .
bukan mereka yang berfoya-foya dengan uang hasil korupsi bapak nya . . .
bukan mereka yang menghambakan diri pada pangkat dan jabatan . . .

kau adalah generasi baru yang tumbuh di bumi ibu pertiwi . . .
generasi yang penuh dengan kemiskinan dan kemelaratan . . .
gigimu yang mulai menguning seirama dengan luntur nya
bendera sangsaka di tiang halaman istana . . .
kebodohan menjadi sarapan pagi yang tak terelakan . . .
bahkan hidup di neraka pun bukanlah suatu hal yang harus kau sangsikan . .


Padang, 2012


oleh : Bung Insan Al Fajri (Kader GMNI Komisariat UNP)